Sabtu, 28 Februari 2009

Ikhlas

Kata-kata ikhlas sering kita ucapkan dan kita dengar, namun barangkali kita masih kurang memahami tentang ikhlas tersebut.
"Saya ikhlas membantu anda". Kata-kata ini kita ucapkan ketika kita melakukan bantuan dan itu biasanya meluncur begitu saja.
Ikhlas dalam perbuatan.
Ikhlas ini dapat kita lihat dari sipemberi apakah ada maksud lain dihatinya, dibenaknya. Ingin dipuji, dihargai, balasan atau pahala atau tidak ada apa-apa, hanya pingin membantu.

Bagi sipenerima ikhlas perlu juga, apakah ada beban, merasa terikat, tidak merasa apa-apa, rasa syukur saja.
Dari keduanya mari kita kembalikan kepada pengertian ikhlas.
Ikhlas dapat diartikan tidak mengharapkan apa-apa, rela dan tidak mengingat-ingat apa yang telah diberikan. Dan mungkin pahalapun tidak diharapkan karena pahala tergantung ridaNya.
Ikhlas dalan memberikan bantuan bagi sipemberi berarti tidak mengharapkan pujian dan tidak mengungkit-ungkit pemberian alias lupakan saja. Sipenerima, tak perlu menjadi beban dan cukup bersyukur kepadaNya.
Adab sipemberi menjelaskan bantuan yang diberikan dan adab sipenerima berterima kasih.
Selengkapnya...

PRESTASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Oleh : Nor Alimah .S.Pd

A. PENDAHULUAN


Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat menimbulkan sikap positif terhadap mata pelajaran sehingga peserta didik tidak takut berbicara. Maka tugas guru adalah merancang berbagai kegiatan yang memudahkan peningkatan kemampuan dan kreativitas siswa dalam berinteraksi dengan siswa dan guru. Dalam Interaksi dimaksud, keaktifan para siswa harus selalu diciptakan, mengingat bahwa siswa bukan hanya sebagai obyek, akan tetapi sekaligus sebagai subyek dalam proses pendidikan.
Untuk keperluan dimaksud, guru dapat menggunakan berbagai macam strategi, misalnya dengan menggunakan metode mengajar yang bervariasi sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.

Satu hal yang perlu dicermati, bahwa guru hendaknya dapat menciptakan situasi yang mendorong siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksprimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar guru harus menggunakan multi metode dan para siswa yang belajar menggunakan multi media sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar dengan mendengar, dan belajar sambil bermain, sesuai dengan konteks materinya.
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, khususnya dalam penanaman kreativitas dan konsep tertentu, para guru hendaknya terampil menggunakan media pemebelajaran yang relevan. Dengan penggunaan media diharapkan siswa SD akan lebih aktif, kreatif, dan sistem belajar mengajar lebih interaktif. Selain itu dengan penggunaan media diharapkan siswa lebih cepat dalam memahami materi dan menyimpannya dalam ingatan dibandingkan melalui buku..
Dalam penggunaan media, guru yang kreatif tidak akan terpaku pada media yang sudah tersedia, tetapi akan berusaha mencari alternatif lain. Dengan demikian proses pembelajaran tidak terkesan monoton, tetapi menjadi lebih dinamis.


B. PRESTASI BELAJAR

Prestasi belajar merupakan suatu rangkaian penilaian atas hasil aktivitas belajar dalam kegiatan pengajaran pada waktu tertentu, baik berupa pengukuran kuantitatif maupun kualutatif.
Prestasi belajar terdiri dari kata presatasi dan belajar. Prestasi adalah apa yang telah dapat diperoleh dengan jalan keuletan bekerja atau hasil karya yang dicapai (Habeyb, S.F, 1983 : 296). Sedangkan belajar menurut Drs.Slameto adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
James O. Whittaker, merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Cronbach berpendapat bahawa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh dalam aktivitas belajar baik berupa penilaian angka-angka (kuantitatif) maupun penilaian kata-kata (kualitatif) pada waktu tertentu.
Prestasi sebagai hasil belajar merupakan salah satu unsur interaksi belajar mengajar yang harus dimiliki sekaligus untuk membangkitkan gairah belajar dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya. Jadi hubungan antara prestasi dengan belajar adalah secara sederhana dapat dikatakan dengan berusaha atau belajar akan didapatkan hasil yang akan dicapai sesuai dari usaha belajarnya atau dengan kata lain prestasi merupakan hasil dari upaya belajar sedangkan belajar merupakan salah satu bentuk kegiatan untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik.

C. MEDIA PEMBELAJARAN
Menurut Heinich, dkk (1982) kata “MEDIA” merupakan bentuk jamak dari kata “MEDIUM” (bahasa latin) yang secara harfiah berarti “PERANTARA” (between) yaitu perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan (receiver). Dalam proses pembelajaran, media ini dapat diartikan sebagai berikut :
a. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm,1977).
b. Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide dan sebagainya (Bringgs, 1977).
c. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).
Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan wahana dari pesan atau informasi yang oleh sumber pesan (guru) yang ingin diteruskan kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya. Pesan atau bahan ajar yang disampaikan adalah pesan/materi pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang timbulnya proses/dialog mental pada diri siswa. Dengan perkataan lain, terjadinya komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak langsung tentunya antara siswa dengan penyalur pesan (guru), dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa proses belajar-mengajar telah terjadi. Media pembelajaran tersebut berhasil menyalurkan pesan/bahan ajar apabila kemudian terjadi perubahan tingkah laku (behavioral change) pada diri siswa.
Media dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perhatian dan kemauan murid, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada murid-murid yang bersangkutan. Berdasarkan kenyataan di atas, media belajar memiliki peranan yang begitu penting. Dalam batas-batas tertentu media dapat menggantikan posisi guru sebagai sumber belajar. Nilai-nilai praktis dari media belajar antara lain sebagai berikut :
a. Dapat mengkongkritkan konsep yang abstrak.
b. Dapat menjelaskan objeck yang berbahaya.
c. Dapat menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil.
d. Dapat digunakan untuk mengamati gerak yang terlalu cepat.
e. Dapat membangkitkan motivasi belajar bagi para murid.
f. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi belajar secara cepat, dan sebagainya.
Banyak temuan penelitian yang mengungkapkan keandalan media pembelajaran, diantaranya yang dilakukan oleh British Audio-Visual Assosiation bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui idera menunjukkan komposisi sebagai berikut :
a. Melalui indera penglihata (visual ) mencapai 75 %
b. Melalui indera pendengaran (auditori) mencapai 13 %.
c. Melalui indera sentuhan dan perabaan mencapai 6 %
d. Melalui indera penciuman dan lidah mencapai 6 %.
Dari hasil temuan ini dapat diketahui bahwa pengetahuan seseorang paling banyak diperoleh secara visual atau melalui indera penglihatan, padahal umumnya kita masih menganut pembelajaran secara verbal dengan mengandalkan indera pendengaran. Kondisi ini tentu saja kurang menguntungkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Dengan adanya berbagai macam media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, maka media pembelajaran dapat dikelompokkan menurut jenis dan karakteristiknya sebagai berikut :
a. Media Visual, meliputi media visual tidak diproyeksikan (gambar mati, media grafis, realia dan model), media visual yang diproyeksikan (OHP, slides, filmstrips, power point)
b. Media Audio, seperti program kaset suara dan program radio.
c. Media Audio Visual, meliputi program video/telivisi dan program slide suara (soundsslide).

D. MEDIA VISUAL
Sesuai dengan namanya, media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh guru-guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Media visual ini terdiri atas media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visuals) dan media yang dapat diproyeksikan (projected visuals). Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan media yang digunakan dibatasi hanya pada media visual yang tidak dapat diproyeksikan berupa gambar diam/mati (still picture)
Gambar diam/mati ini adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik atau seperti fotografik, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan bahan/isi pelajaran yang disampaikan pada siswa. Gambar diam ini ada yang tunggal dan ada juga yang berseri, yaitu sekumpulan gambar diam yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Media gambar yang dumaksudkan bertujuan untuk mengenalkan nama-nama dalam pembelajaran. Gambar-gambar tersebut dapat dijadikan alat bantu untuk memahami topik pembelajaran. Disamping itu, gambar-gambar tersebut juga dapat ditujukan untuk menstimulasi kegiatan berbicara dan menulis permulaan.
Wujud media gambar ini berukuran kecil 5 X 5 cm dan besar 20 X 20 cm. Ada yang memiliki warna asli sesuai dengan warna benda nyatanya dan ada yang hanya hitam putih saja.
Gambar-gambar benda tersebut dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya, misalnya klasifikasi binatang piaraan, klasifikasi alat tulis, klasifikasi mebeler dan lain-lain. Apabila diperlukan penampilan gambar masing-masing klasifikasi maka dapat ditempatkan dalam kotak. Selanjutnya semuanya akan ditampung dalam satu kotak besar, yang di dalamnya terdapat kotak-kotak kecil.
Adapun kegunaan media gambar benda dapat digunakan untuk mendukung kegiatan-kegiatan berikut :
a. Pengenalan nama-nama benda mati dan benda hidup dalam bahasa Inggris, diiringi dengan ucapan guru dan bisa juga bersama tulisannya.
b. Pengulangan pembelajaran nama-nama tersebut lewat permainan.
c. Menciptakan suasana yang menarik dalam kelas.
Keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan media gambar diam ini, yaitu :
a. Dapat menterjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi realistik.
b. Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender dansebaginya.
c. Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain.
d. Tidak mahal, bahkan mungkin tanpa biaya
e. Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua pelajaran/disiplin ilmu.
Sedangkan keterbatasan dari media gambar diam ini terkadang ukuran gambarnya terlalu kecil jika digunakan dalam satu kelas, hanya berupa dua dimensi dan tida bisa menimbulkan kesan gerak.

E. PENUTUP
Secara umum dari beberapa fungsi media pembelajaran dapat mempercepat proses belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan dan lebih cepat. Fungsi lain yaitu untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar atau prestasi belajar siswa dengan menggunkan media pembelajaran dan salah satunya dengan media gambar akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi. Media pembelajaran juga dapat meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir secara lebih realistik.
Jadi jelaslah untuk mencapai prestasi belajar anak diperlukan penggunaan metode dan media pembelajaran oleh guru. Semakin seimbang perpaduannya maka akan meningkatkan situasi yang kondusif dalam mempertinggi prestasi belajar anak. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan media yang efektif dalam proses belajar anak memiliki keterkaitan dalam menarik minat dan perhatian anak belajar sehingga memperoleh prestasi belajar yang optimal



DAFTAR PUSTAKA

Azis, Munir A, Drs.,(1994). Program Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah dasar, MUTU Media Komunikasi dan Informasi peningkatan mutu pendidikan dasar, Vol III No.01 Edisi April-Jun 1994, halaman 16 – 25

Budiah, Dra.,(1994). Prinsip-Prinsip Proses Belajar Mengajar, MUTU Media Komunikasi dan Informasi peningkatan mutu pendidikan dasar, Vol III No.01 Edisi April-Jun 1994, halaman 31 – 34, dan 44

Candra, I Gede, Drs., (1997). Sosok Guru Yang Profesional dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, MUTU Media Komunikasi dan Informasi peningkatan mutu pendidikan dasar, Vol VI No.02 Edisi Julil-September 1997, halaman 40 - 44


Habeyb, S.F.(1983). Kamus Populer. Jakarta : Centra.


Murniati, S.Pd., (1997). Kreativitas Guru Dalam meningkatkan Sumberdaya Manusia yang Berkualitas, MUTU Media Komunikasi dan Informasi peningkatan mutu pendidikan dasar, Vol VI No.02 Edisi Julil-September 1997, halaman13 -16


Roestiyah N.K, Dra.,(2001). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : PT Rineka Cipta.


Supardjo, M.Ed, Drs, dkk.(2003). Penggunaan Media dalam Pembelajaran Bahasa Inggris. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Winataputra, MA, H. Udin, Drs, dkk.(1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen .Pendidikan dan Kebudayaan.
Selengkapnya...

Jumat, 27 Februari 2009

Senyuman

Senyum itu tak ada biayanya, tetapi manfaatnya luar biasa. Senyum memperkaya orang yang menerimanya tetapi tidak memiskinkan sipemberinya.
Senyum berlangsung seketika, begitu cepat, begitu singkat. Tetapi kesan yang ditinggalkannya dapat tertanam langgeng.
Senyum menciptakan suasana bahagia dalam rumah tangga, di tengah keluarga.
Mendorong itikad baik dan persahabatan setia dikalangan dagang dan dunia usaha.
Kalau sampai ada kejadian orang bosan melemparkan senyum, atau terlampau letih untuk tersenyum, apa salahnya jika anda saja yang melontarkan senyum gantinya.
Ok!
Amsal Selengkapnya...

Kamis, 26 Februari 2009

Polusi

Entah mahligai apa melindas remukkan debu-debu ompong hingga naas selalu yang resap cemar menghela

Ragam robek angkasa
Amparkan kata-kata duka
Halau mega-mega naif
Hingg maut selalu akan isap retak berlaga

Dentum dengus suara
Isi ruang-ruang di balik selangka
Yang tanggal terpa alas pengantara bangkai
Hingga nista selalu ikut lahap kuala tertumpah

15121986

Bait pertama bercerita tentang pencemaran tanah. Tanah yang tidak subur lagi karena penggalian tambang-tambang yang tidak bertanggung jawab, pembuangan limbah yang tidak dikelola.
Dan akhirnya tanah jadi gersang.

Bait ke dua bertutur tentang pencemaran udara. Udara tidak lagi bersih karena banyaknya pabrik, kenderaan bermotor. Karbondioksida meningkat, asap hasil kebakaran hutan menyebar kemana-mana.
Dan pada akhirnya meningkatnya angka penderita gangguan pernapasan.

Bait ke tiga memaparkan tentang pencemaran air.
Kotornya air karena buangan sampah dan limbah pabrik, keruhnya air karena tanah ikut terlarut dalam air (akibat erosi). Selanjutnya tentu saja banyak terjadi penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan airnya tidak bisa digunakan lagi.

Pertanyaannya.
Maukah tanah kita tidak subur lagi ?
Maukah udara kita penuh dengan asap dan karbondioksida ?
Maukah air kita kotor penuh sampah dan limbah ?

Jawabnya tentu kita semua tidak mau.

Solusinya ?
Solusinya , mulai dari diri kita untuk tidak mencemari lingkungan, memperbaikinya dan memeliharanya.
Selengkapnya...

Retak

Retak menerpa, menyusun ucap menjumput cinta, tinggalkan mega dibalik iga. Sendat gairah pada langkah. Tanamkan hampa antara senyap. Beri kabar tak bermakna. Cipta jalan berlobang.
Retak menerpa, menghambur rasa menyusun ucap tak berkata, bertaut, muka bernganga. Memendam tikam makna. Darah geliat bersuara. Meracik suci tanamkan hampa.
Retak menerpa, menggali kais kata, berlalu menjumput cinta. Ambil risi tanam benci, dustakan kalbu, duka dibelah, tangis menitik luka, menghantam diri pisah antara.
Retak menerpa, memisah sang bayang, menyusup gelap dibalik iga, berbisik jasad mengadu, belai gundah, cipta hening. Kikis suara gema, beri kabar ketidakpastian.
Retak menerpa, sunyi tertawa, sambut gayung tampa, ciduk cahya tinggalkan mega. Bercak hias rasa, susun noktah kumpul pekat, bentuk senyap kala esok.
Retak menerpa, menggapai bayu, mendekam bergayutan di dalam dada. Daging dan paru terempas jepit sisa-sisa rasa, sendat gairah dan kenginan melalui suara tak bermakna.
Retak menerpa, menggunting kisah, buka kepedihan. Tabur kerengkahan tersipu. Himpit mimpi-mimpi, tetak sukma pada langkah. Gilas gaung jadi bisu, mencipta bentang jalan yang berlobang.

1286

Dalam benak kita terbayang bahwa retak dan keretakan merupakan suatu goratan tanda kehancuran. Kehancuran yang seharusnya tidak boleh terjadi. Kehancuran apa saja ? Kehancuran pribadi, keluarga, masyarakat dan sebagainya.
Mumpung masih goratan maka seharusnya dieratkan kembali, ditautkan dan dipoles kembali sehingga tidak ada lagi goratan-goratan tersebut.
Dan tidak panjang lagi untaian puisi retaknya. Selengkapnya...

Selasa, 24 Februari 2009

EDAN

Fana kikis embun cerita
Anugrahkan abad edan yang
tandui tamu-tamu jahanam
menuju ruang
Awasi rasa kepalsuan
Wasiatkan pandang hati
akan kehancuran
Ralat kebenaran jadi kebathilan
Dan...
Diamkan jujur tak berkuak
Ikat insan berwawancara
Ajalkan bakat kawakan
Nyatakan kabut
serupa dengan awan
yang mungkin terjangkau ...
angan bertambal noda
hinggap lewat larut malam

15121986

Edan diartikan sebagai sesuatu hal yang diluar kebiasaan, kedaan yang menyimpang dan mengganggu kestabilitasan. Edan adalah perilau atau sikap inkoheren tidak sesuai dengan kenyataan, orang mengatakan gila.
Banyak faktor yang mempengaruhi namun semua orang tidak mau dikatakan edan. Hanya yang benar-benar pingin edan mau dikatakan edan.
Banyak kisah perilaku edan yang akhirnya mendapatkan kehancuran. Apalagi saat-saat ini banyak faktor pendukungnya.
Edan yang dimaksud adalah perbuatan yang bertentangan dengan peraturan agama dan tata krama.
Perbuatan yang merusak dan merugikan diri sendiri, lingkungan dan orang lain.
Menerima akibat buruk di dunia yaitu dicela dan di akhirat neraka.
Semua yang dirasa hanya kepalsuan, semu dan sesaat.
Tindakan yang salah dibenar-benarkan, yang benar disalah-salahkan. Tidak ada kejujuran, dalam berkata seakan tertahan akan keinginan-keinginan sendiri yang muncul untuk memenuhi nafsu-nafsu setan.
Zaman yang telah larut menambah suasana menjadi kelam seakan tidak ada beda lagi antara awan dan kabut. Artinya berbuat tidak membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak.
Dan waktu terus berjalan semakin banyak kehancuran karena perilau edan.
Semoga kita tidak termasuk orang yang edan dan dilindungi dari edan.
Amin. Selengkapnya...

Kamis, 19 Februari 2009

BUNTU

Sebenarnya saat nulis ini tak ada kata-kata rasanya buntu dan tak ada inspirasi

Ach ...ada kabut yang kelam
mengawang di benak, mulai menutup rasa.
Ketika mulai merebak ada gelap yang membutakan mata dan saat dingin yang membeku semua jadi bisu.
Dan benar-benar asa hilang ditelan keresahan jiwa.
Mau iari ke mana?
Ke atas ?
Ke bawah ?
Ke depan ?
Ke belakang ?
Ke kiri ?
Ke kanan ?
Tak ada jua jalan yang bisa ada.
Ach kabut itu semakin kelam
dan jadi gelap.
Titikpun jadi semu.

Dunia merupakan suasana yang penuh dengan kabut dan misteri yang bisa menghilangkan asa dan rasa membutakan mata hati, membekukan jiwa manusia yang tak bisa membendungnya. Dan ketika semua keresahan datang kita mau bersembunyi ke mana, hanya dengan menghadapinya dengan sabar, menghayatinya dengan tawakal dan menikmatinya dengan hati ikhkas.
Lalu ... tak ada jalan lain selain hanya kembali pada satu titik penghambaan .
Titik penghambaan adalah titik buntu, titik diam.
Kita tidak bisa apa-apa, tidak punya apa-apa, ...
Kita hanya titik buntu yang di adakan oleh Nya.
Adakah lagi kesombongan, keangkuhan ? Selengkapnya...

Rabu, 18 Februari 2009

BERMAIN BAGIAN DARI PENDIDIKAN

BERMAIN BAGIAN DARI PENDIDIKAN

Sumber: Serambi Ummah, Banjarmasin Post, Edisi 2 Mei 1997, Lembaran Jum’at
Oleh : Muhammad Abdullah


Disebutkan bahwa anak merupakan amanat Allah SWT yang oleh orang tuanya wajib dididik hingga menjadi anak yang shaleh. Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang, dalam usaha mendewaskan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.(Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Oleh karena sikap yang baik harus dipelajari, maka pendidikan dan bimbingan sikap ini perlu dan harus. Sejak dari dalam keluarganya sudah harus diperhatikan pendidikan disekolah dan dalam pergaulan. Memang tidak mudah hal ini dilaksanakan bila pihak sipendidik, yaitu orang tua, guru, pemimpin-pemimpin masyarakatnya tidak atau belum menguasai sikap yang baik itu. Latihan penguasaan sikap baik hanya dapat diberikan melalui pengalaman, melalui tauladan, dan hanya sedikit sekali melalui teori. Kebiasaan merupakan hal yang mendasari penguasaan sikap itu sehingga sebelum sesuatu merupakan kebiasaan, perlu dipilihkan kebiasaan-kebiasaan yang baik-baik saja.
Salah satu bentuk metode pendidikan untuk perkembangan sikap menurut Muhammad Abdullah adalah bermain. Bermain adalah dunia anak untuk mengembangkan potensi mengarah kepada kebiasaan yang baik dan pada akhirnya menjadi sikap yang baik.
Sabda Rasulullah SAW, “ Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Orang tuanyalah yang akan menjadikan ia Nasrani, Yahudi atau Majusi” Nah kewajiban orang tua ditekankan mendidik lebih baik lebih arif dan bijaksana dalam memilihkan alat bermain. Karena dalam bermain banyak hal yang akan diperoleh anak dan bisa mempengaruhi sikap dan kebiasaan anak.
Dalam bermain perlu keterlibatan orang lain dalam hal ini adalah orang tua. Nah agar potensi lebih berkembang optimal ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan orang tua, yaitu :
1. Berikan kesempatan seluasnya.
Orang tua menyediakan fasilitas untuk mendukung aktivitas kreatifnya. Tak harus dengan main edukatif yang harga selangit, bisa juga memanfaatkan barang-barang bekas di rumah.
2. Mendampingi saat bermain.
Kedekatan dan interaksi yang hangat serta komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting dalam mengembangkan potensi kreativitasnya. Dukung dan dorong minat serta rasa ingin tahunya dan selalu awasi agar anak tidak menggunakan benda-benda yang berbahaya.
3. Jangan terlalu ikut campur
Biarkan anak mengembangkan sendiri berbagai ide dalam benaknya. Dorong ia menggunakan seluruh potensi kreativitasnya, jangan paksa anak melakukanh sesuatu, beri kebebasan untuk bereksprimen.
4. Jangan emosional
Orang tua perl;u sabar, tidak marah, emosional, jika anak tampak putus asa berilah ia motivasi. Jelaskan bahwa anak sebenarnya memiliki potensi.

Di sekolah guru bertanggung jawab sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas memberi pengajaran pada murid-muridnya berdasarkan materi-materi pengajaran sesuai kurikulum. Sedangkan tanggung jawab sebagai pendidik terkait dengan tanggung jawabnya memberikan pendidikan dari segi moral dan psikologi. Dari sisi moral, guru harus memberikan contoh perilaku yang bermoral bagi anak didiknya. Sementara dari sisi psikologi guru harus memahami karakteristik murid-muridnya agar dapat memberi pengajaran sesuai karakter anak dan mendidik secara demokratis. Contoh, guru disekolah dasar harus memahami bahwa karakteristik murid-murid SD adalah masih banyak bermain dan memahami konsep melalui pengalaman langsung atau konkret. Dengan begitu penyampaian materi pelajaran idealnya dilakukan dengan cara bermain memberi contoh langsung. Saat belajar tentang tanaman maka tunjukkanlah tanamannya pada murid-murid, jangan cuma melihat di buku dan memori anak jangan dibebani dengan hapalan saja.
Pada akhirnya, disimpulkan oleh Muhammad Abdullah bahwa pelaksanaan pendidikan anak dengan metode bermain merupakan amanat besar dari Allah. Kesalahan dalam menerapkan metode merupakan pengkhianatan terhadap amanat besar itu dan mengingat besarnya tanggung jawab pendidik, maka Allah Yang Maha Suci akan memberikan imbalan yang pantas bagi mereka.

Bahan Bacaan pendukung :
1. Kesehatan Mental oleh Siti Meichati.M.A, Fakultas Psikologi UGM Yogyakrta
2. Majalah Nakita edisi 347, 26 Nopember 2005
3. Mempersiapkan Anak Saleh Telaah Pendidikan Terhadap Sunnah Rasulullah SAW Oleh Jalaludin, Jakarta PT Raja Grapindo Persada 2002.
Selengkapnya...

Selasa, 17 Februari 2009

REKAYASA IPTEK DENGAN IMAJINATIF

“JADILAH KAMU SEORANG PERENUNG YANG MENGHASILAKN SUATU KARYA, SESUNGGUHNYA DENGAN ITU KAMU MENSYUKURI KEBESARAN TUHANMU”

“SIAPA YANG INGIN SUKSES HARUS MENDAKI DAN MEMANJATINYA BUKAN MELOMPATINYA”

“GAGALNYA SUATU USAHA BUKANLAH BERARTI BERAKHIRNYA USAHA ITU TETAPI ADALAH PERMULAAN UNTUK USAHA YANG AKAN DATAN “


REKAYASA IPTEK DENGAN IMAJINATIF


I. PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan yang bercorak ragam dan alam yang kaya dapat dijadikan suatu langkah untuk mewujudkan kemajuan wawasan pikir baik secara imajinatif, inovatif dan produktif. Hal ini merupakan motivasi kemajuan bangsa.
Selaku generasi muda kita berkewajiban menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, masyarakat dan negara. Dalam perkembangannnya generasi muda yang kreatif sangatlah diharapkan. Generasi muda yang dimaksud pada dasarnya ditujukan kepada pelajar, siswa dan mahasiswa. Namun tidak menutup kemungkinan pada generasi yang putus sekolah maupun yang tidak mampu bersekolah.
Alam pikiran yang selalu berkembang memungkinkkan adanya penemuan-penemuan baru yang dikembangkan dari ide-ide sederhana. Didukung dengan adanya suatu prinsuf maju yakni membaktikan diri dengan penuh tanggung jawab terhadap alam pikiran yang akan direkayasanya.
Selanjutnya remaja yang sadar akan tanggung jawab dan masa depan adalah remaja yang idealis dan tidak terlalu egois. Ini artinya kita mempunyai suatu pandangan bahwa kita tidak selalu benar dan kita pasti ada mempunyai kesalahan dalam menerapkan sesuatu. Hal inilah yang akan menjadikan motivator untuk lebih mengembangkan suatu wawasan alam pikir sehingga suatu ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya bertahan pada gagasan tertentu. Kita harus mencoba mengembangkannya berdasarkanh ide-ide walaupun ide itu sangat sederhana.
Dari pengembangan itu diharapkan ada suatu rekayasa atau pembaharuan dan penemuan iptek baru yang lebih imajinatif namun dapat dimanfatkan oleh orang banyak.
Dengan ide-ide yang sederhana tersebut melahirkan suatu pandangan bahwa kita dapat berkata mampu seperti orang lain. Ide yang dikembangkan dari imajinatif kadangkala hanyalah sebuah hayalan saja..

II. CONTOH-CONTOH IDE IMAJINATIF

o Kita mencoba membayangkan bagaimana terjadinya suatu pasang naik dan pasang surut. Adakah suatu tanda tanya dalam dibenak kita. Kita membayangkan tentang gravitasi bulan, matahari dan bumi. Adakah pengaruh antara ketiganya dan bagaimana ukuran medan magnet gravitasi bumi berkurang.. Kita akan menggunakan alat bandul matematis untuk mengukur grafitasi bumi. Ekspremen yang digunakan adalah ayunan sederhana. Dilakukan pada saat pasang naik dan pasang surut. Kita akan membuktikan bahwa pasang naik dan pasang surut terjadi karena ada suatu perbandingan tertentu. Berkurangkah medan grafitasi bumi apabila terjadi pasang naik ? Tetapkan atau bertambah ?.
o Alat pengukur jarak dari gelombang elektromagnetik.
Kita misalkan bahwa kita mempunyai alat pengukur yang menggunakan gelombang elektromagnetik yang kita aplikasikan dari kemampuan kelelewar terbang malam. Alat ini kita bayangkan berfungsi untuk mengukur jarak, mempunyai tiga perangkat yakni pemencar gelombang, penerima pantulan gelombang, alat pengukur. Prinsif kerjanya, gelombang elektromagnetik kita pancarkan pada tempat yang kita ukur tegak lurus dan kita tunggu gelombang yang dipantulkan kemudian disensor oleh alat pengukur menjadi suatu angka. Dan kita akan mengetahui jarak yang ditempuh oleh gelombang tersebut dari tempat pantulan kesensor gelombang.
o Sirkui Pengaman Rumah.
Kita bayangkan ada suatu alat yng dapat membantu kita untuk mengemankan rumah kita dari tamu yang tidak diundang yang suka memamdamkan lampu listerik. Kita mencoba menggunakan suatu sirkuit/rangkaian elektromagnetik yang menggunakan transistor foto T, penerima cahaya (solar system), saklar otomatis, sirene serta power suplly (baterai). Cara kerjanya apabila lampu menyala saklar terbuka dan apabila padam saklar tertutup (menyambungkan aliran). Dan perlu kita ketahui bahwa meletakkan alat/sirkuit harus dekat dengan sumber cahaya/lampu.
o Pemanfaatn kulit rambutan.
Dari limbah kulit rambutan yang dibuang begitu saja dapat dicoba dimanfaatkan sebagai alcohol dengan uji glukosa, uji vit c dijadikan sari buah. Atau air getahnya dijadikan sebagai alternative zat pewarna dengan proses penyulingan.
o Pemanfaatan gedebung pisang.
Gedebung pisang kita manfaatkan sebagai alternative pengganti pembuatan kertas selain kayu dengan cara meneliti serat dari gedebung pisang tersebut. Apakah memenuhi syarat untuk dijadikan kertas ?. Dengan cara kerja pengepresan dan pengeringan dari gedebung pisang, kemudian diteliti serta dicoba pembuatan secara mekanik.
o Pengamatan Perkembangan Ikan.
Dengan melakukan perbandingan habitat kita misalkan ada tiga kolam yang ada ikannnya. Satu kolam tidak ada tumbuhan, kolam kedua ada sedikit tumbuhan dan kolam ketiga banyak tumbuhannya. Dari ketiga tempat tersebut kita bayangkan perbedaan-perbedaan yang terjadi dengan jumlah makanan yang sama.
o Ampas Kelapa Sebagai Media Jamur Merang.
Kita bayangkan suatu gambaran pengembangan dan pembudidayaan jamur merang. Kita angap ampas kelapa sebagai bahan makanan bagi jamur merang. Kita lakukan perbandingan dengan 2 tempat yakni pada tempat pertama merang tanpa ampas kelapa,, tempat kedua ditaburi ampas kelapa. Kedua tempat tersebut ditaburi spora dari jamur merang. Selanjutnya kita bayangkan perbandingan keduanya.
o Kombinasi peruntuk dan pemisah gabah.
Imajinasi selanjutnya dapat kita tampilkan gambaran dua alat menjadi satu yakni alat perontok padi dan pemisah gabah. Alat ini digunakan secara dwi fungsi sebagai perontok dan pemisah. Alat ini merupakan modifikasi dari alat perontok padi dan pemisah gabah (Gumbaan) dengan syarat gabah/padi yang sudah kering. Kedua alat tersebut kita padukan. Prinsif kerjannya memakai prinsif kerja baling-baling.
Dan banyak lagi contoh imajinasi yang dapat melahirkan suatu ide yang cemerlang dan dapat diaplikasikan dalam suatu karya yang bermanfaat bagi pengembangan iptek. Dimanfaatkan untuk suatu kemajuan diri yang penuh tanggung jawab khususnya bagi generasi muda yang berpikiran kreatif.

III. PENETUAN IDE
Ide-ide yang dihasilkan dari imajinasi kadang-kadang ada kebimbangan dalam hal pelaksanaannya. Di bawah ini ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan. sehingga ide tersebut dapat kita terapkan.
1. Masuk akal.
Langkah pertama ini mutlak kita punyai sebab sesuatu yang tidak masuk akal tidak akan bisa kita lakukan artinya kita dapat mengerti apa yang dimaksud dari ide tersebut.
2. Mudah dilaksanakan.
Mudah dilaksanakan artinya ada skala prioritas yang mana yang dapat dilaksanakan dari beberapa ide yang ada, sehingga tidak hanya menjadi imajinasi saja.
3. Dapat dipahami.
Dari ide yang ada kita harus menentukan mana yang dapat dipahami artinya dapat mengenal situasi dan kondisi serta bagaimana kalau dilaksanakan dalam suatu percobaan.
4. Bisa diaplikasikan.
Langkah ini merupakan kelanjutan dari langkah-langkah terdahulu, diaplikasikan artinya semua ide menjadi suatu bentuk terapan yang hasilnya nanti dapat dimanfaatkan.

IV. PENUNJANG
Di bawah ini ada beberapa penunjang yang dapat membantu pelaksanaan dari ide-ide yang telah dihasilkan.
1. Kepustakaan
Banyaknya literature yang kita kuasai dan telah kita pelajari serta mempunyai hubungan dengan ide-ide kita maka akan memudahkan kita untuk melaksanakan ide tersebut.
2. Bimbingan.
Walaupun kita telah menguasai kepustakaan namun tanpa bimbingan orang yang lebih mahir (guru, kakak kelas, instruktur khusus) maka kita juga akan menemukan kesulitan dalam melakukan percobaan dari ide yang dilahirkan.
3. Alat/Bahan.
Selain kepustakaan dan bimbingan perlu adanya alat dan bahan sehingga ide kita dapat direalisasikan.
4. Dana/Biaya.
Biaya merupakan penggerak dari kegiatan artinya dengan biaya kita dapat melaksanakan suatu percobaan sehingga aplikasi dari ide kita akan lebih baik.

V. PENUTUP.
Demikian, semoga apa yang ada dalam tulisan ini dapat menjadi motivasi kita untuk menumbuhkan sifat imajinatif, inovatif dan produktif.



Tuliasan ini saya tulis pada 01 Pebruari 1992 dan disalin kembali pada 16 Pebruari 2009 dengan sedikit perbaikan-perbaikan. Selengkapnya...

Rabu, 04 Februari 2009

Kesanggupan Memikul Beban Itu Beda

Kita bekerja untuk keperluan kita dan keluarga kita. Itu pasti kita semua setuju, tapi satu hal yang sering terlupakan dibalik tujuan tersebut adalah apakah kita bekerja itu sudah dilandasi niat ikhlas. Artinya sudah siapkah menerima hasil pekerjaan kita dengan rasa syukur. Kadangkala masih ada terbersit di hati kita kok kaya gini saja, sudah cape lagi. Nah disinilah ketidak ikhlasan kita menerima hasil yang diberikan Tuhan. Cobalah kita merenung kembali... Ya

Menurut saya bahwa apa yang kita dapat itulah kesanggupan yang dapat kita pertanggungjawabkan.
Kesanggupan memikul beban setiap insan itu beda. Jadi setiap kita mendapatkan hasil dari pekerjaan kita ikhlaskan saja hati menerimanya. Syukuri.

Akan lebih bersyukur kalau kita sadari masih banyak orang yang tidak bisa bekerja.

Lalu implikasinya apa ?
Tidak lain implikasinya adalah cara menggunakan hasil kerja kita tadi yang mungkin berupa gaji atau upah. Menafkahi diri kita dan keluarga kita sesuai syari'at agama kita. Selebihnya di imfaqkan di jalan Nya.

Kesanggupan memikul beban itu beda. Iya....? Selengkapnya...