Kamis, 26 Februari 2009

Polusi

Entah mahligai apa melindas remukkan debu-debu ompong hingga naas selalu yang resap cemar menghela

Ragam robek angkasa
Amparkan kata-kata duka
Halau mega-mega naif
Hingg maut selalu akan isap retak berlaga

Dentum dengus suara
Isi ruang-ruang di balik selangka
Yang tanggal terpa alas pengantara bangkai
Hingga nista selalu ikut lahap kuala tertumpah

15121986

Bait pertama bercerita tentang pencemaran tanah. Tanah yang tidak subur lagi karena penggalian tambang-tambang yang tidak bertanggung jawab, pembuangan limbah yang tidak dikelola.
Dan akhirnya tanah jadi gersang.

Bait ke dua bertutur tentang pencemaran udara. Udara tidak lagi bersih karena banyaknya pabrik, kenderaan bermotor. Karbondioksida meningkat, asap hasil kebakaran hutan menyebar kemana-mana.
Dan pada akhirnya meningkatnya angka penderita gangguan pernapasan.

Bait ke tiga memaparkan tentang pencemaran air.
Kotornya air karena buangan sampah dan limbah pabrik, keruhnya air karena tanah ikut terlarut dalam air (akibat erosi). Selanjutnya tentu saja banyak terjadi penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan airnya tidak bisa digunakan lagi.

Pertanyaannya.
Maukah tanah kita tidak subur lagi ?
Maukah udara kita penuh dengan asap dan karbondioksida ?
Maukah air kita kotor penuh sampah dan limbah ?

Jawabnya tentu kita semua tidak mau.

Solusinya ?
Solusinya , mulai dari diri kita untuk tidak mencemari lingkungan, memperbaikinya dan memeliharanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar