Jumat, 05 Juni 2009

Seks

Berbicara seks tidak akan habis-habisnya. Banyak pendapat tentang seks berdasarkan sudut pandang masing-masing. Seks dilhat dari kebutuhan biologis maka seks harus disalurkan sesuai peradaban manusia melalui nikah. Dorongan seks dimiliki oleh makhlul lain juga seperti hewan, bedanya dengan hewan manusia lebih bermatabat dengan dituntun aturan agama. Seks memang dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup karena seks dapat diartikan hubungan intim untuk membentuk keturunan. Seks merupakan karunia Tuhan yang sakral, untuk itu jangan dibuat jadi tidak sakral lagi tanpa mematuhi aturan dalam ketentuan agama. Banyak akibat buruk yang diterima ketika seks sudah menjadi barang mainan. Lalu bagaimana sikap dan pola hidup dalam menjalankan seks ?

Perkawinan merupakan satu-satunya aturan agama yang mensahkan hubungan seks antara lawan jenis. Martabat akan terjaga dan nafsu hewani tidak terjadi.
Pendidikan agama dan pengertian tentang seks perlu diajarkan sedini mungkin. Bagaimana tuntutan agama, seks yang sehat akan menjadi benteng untuk tidak melakukan seks bebas.
Permasalahan sek tidak perlu menjadi berita yang terlalu komersial ketika terjadi kasus, barangkali ada juga segi negatifnya.
Pornografi yang sudah menjamur membuat manusia terlena dengan pemandangan yang tidak sepantasnya sehingga seks itu biasa saja terjadi tanpa kendali. Maka bimbingan dan kontrol keluarga menjadi upaya yang wajib dilakukan. Keluarga perlu menjelaskan tentang dampak dari penyimpangan seks, batas-batas pergaulan, serta cara bertata busana.

Untuk mengurangi dorongan seks pranikah Rasulullah SAW telah menganjurkan untuk sering berpuasa, olah raga dan menjaga pandangan dari hal-hal yang membuat nafsu seks terdorong.
Untuk menjaga penyimpangan seks dalam bergaul perlu memperhatikan norma yang benar, mempelajari pelajaran seks dari sumber yang benar, menghindari nonton filn dan membaca buku porno.
Jadi seks itu memang perlu tetapi haruslah dengan kaidah dalam agama dan norma masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar