Jumat, 20 November 2009

Mengobati takabur

Takabur bisa menghinggapi semua orang dan sulit untuk dihindari. Perasaan bangga yang berlebihan karena mempunyai kelebihan. Lalu sekiranya takabur telah bersarang di hati bagaimana cara mengobatinya ?
Imam Ghozali memberikan resep untuk menghilangkan penyakit takabur yang ada pada diri kita. Inilah beberapa cara / resep :

1. Hendaklah seseorang menyadari dirinya, bahwa asal kejadiannya adalah berasal dari air mani yang menjijikan dan akhirnya menjadi bangkai yang busuk.

2. Bahwa manusia dalam keadaan selalu membawa kotoran dalam perutnya.
3. Memahami firman Allah dalam Al-Qur'an surat 'Abasa ayat 17-21 yang artinya : "Binasalah manusia, alangkah amat sangat kekafirannya ? dari apakah Allah menciptakannya ? dari setetes mani. Allah menciptakannya, kemudian Dia memudahkan jalannya, kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkan kembali "
4. Bahwa dirinya selalu dikuasai oleh penyakit, cacat dan tabiat yang paling bertentangan dan saling menghancurkan satu sama lain sehingga ia sakit dengan terpaksa, lapar dengan terpaksa, haus dengan terpaksa, ingin mengetahui sesuatu tetapi selalu bodoh, ingin melupakan sesuatu selalu ingat, membenci sesuatu tetapi bermanfaat baginya, sekejap dari lenyapnya nyawa, akal, kesehatan atau salah satu anggota badannya.
5. Akhirnya ia mati dan dihadapkan pada siksa dan hisab.
6. Maka dari segi yang manakah ia patut berbuat takabur, sedangkan ia seorang hamba yang dikuasai, hina dan tidak berkuasa terhadap sesuatu ? Hasan Al Bashri berkata kepada salah seorang yang kadang berjalan dengan congkaknya : "Apa arti dari kecongkakan jalan bagi orang yang dalam perutnya ada tahi?"
7. Bagaimana takabur itu patut bagi yang memandikan kotoran badannya sehari dua kali sedangkan ia selalu membawa kotoran tersebut selamanya ?
Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
" Penyakit ilmu ialah sombong / takabur.

Demikian resep yang bisa kita jadikan obat, sehingga penyakit takabur perlahan-lahan menghilang pada diri kita. Amin

Sumber :
Majalah Al-Ishlah, edisi 07. Thn 2/09-10/97

Tidak ada komentar:

Posting Komentar