Kamis, 16 April 2009

Menang dan kalah

Menang dan kalah adalah dua buah kata yang berlawanan dan pasti selalu ada. Kedua kata tersebut muncul setelah selesainya sebuah pertandingan atau pertarungan atau apa saja yang sepertinya. Menang diartikan mendapatkan hasil yang memuaskan atau maksimal, kalah diartikan sebaliknya yakni memperoleh hasil yang tidak memuaskan. Dalam perlombaan menang kalah itu biasa dan biasanya diiringi sportivitas yang tinggi. Lalu bagaimana dengan pemilu legeslatif yang telah selesai ? Tentu saja ada juga yang namanya menang dan kalah.

Pencontrengan telah selesai, namun penghitungan suara belum selesai. Dari data yang masuk memang sudah tergambar sebagian siapa yamg menang dan kalah. Yang sudah yakin menang mereka cukup senang dan mudah-mudahan bisa bersyukur. Dan yang sudah pasti kalah telah terlihat gejala-gejala yang memprihatinkan. Stres, sakit, sakit jiwa dan yang parah lagi ada yang sampai meninggal karena tidak sanggup menerima kekalahannya. Memang sebagian sanggup menerima tapi dari berita beberapa hari ini banyak juga caleg yang tidak sanggup menyandang kekalahan dan akhirnya stres dsb.
Mengapa ? Ternyata hutang menumpuk, rumah terjual untuk membiaya pencalonan dan mungkin untuk blt pribadi kepada masyarakat yang diharapkan memilihnya. Kenyataannya tetap kalah juga.

Apakah niat untuk menjadi caleg dan nantinya terpilih untuk membayar hutang dan mengembalikan kerugian dari blt pribadi yang telah dibagikan. Kalau niatnya begitu, yach salah dong. Wajar kalau Tuhan menghukum mereka seperti itu. Memang tidak dipungkiri sebagian yang menang juga punya niat begitu dan barangkali Tuhan belum menghukum mereka.
Ternyata pemilu bukan perlombaan seperti olah raga yang mencari prestasi tetapi perlombaan mencari prustasi (kalau boleh dibilang begitu).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar