Rabu, 25 Maret 2009

Jangan meminta

Kita manusia sukanya meminta, kalau tidak diberi bisa sebel dan macam-macam. Kadang ada juga caci maki yang keluar dari mulut kita , sepertinya tidak rela kalau tidak diberi dan maunya maksa. Coba kita tanya pada diri kita, kebanyakan kita pernah mengalami, paling tidak ada rasa sebel dan kesal. Iya khan. Memang seperti itulah kita.

Seandainya kita meminta ada rasa tulus dan tidak berharap mungkin tidak akan ada kesal. Tapi mana ada begitu, meminta biasanya berharap diberi dan rasanya tidak ada basa-basi. Sekiranya ada barangkali ada satu dalam seribu. Kita berdo'a, melamar pekerjaan dan yang sejenisnya. Ada harap diberi pada semua itu. Wajar dan manusiawi kalau ada rasa harap. Tapi apakah kita perlu kecewa, kesel jika do'a, lamaran kita tidak terkabul ? Tentu tidak perlu. Biasanya yang muncul adalah sebuah pertanyaan mengapa tidak terkabul. Nah inilah yang diperlukan jawabnya. Mungkin saja kita kurang adab dalam berdo'a, atau barangkali sudah dikabulkan dalam bentuk lain atau juga hanya ditangguhkan dulu.

Melamar pekerjaan. Mungkin saja kurang perlengkapan, keterampilan atau pengetahuan sehingga kita ditolak. Atau tidak ada lowongan sesuai keahlian kita dan banyak alasan lain lagi.
Sekarang yang diperlukan adalah koreksi diri, kalau kita memang pantas ditolak atau tidak dikabulkan ya itu wajar saja. Kekurangan yang ada haruslah diperbaiki. Tetapi sekiranya dihati kita masih ada rasa kesel, sebel dan kecewa maka solusinya janganlah meminta. Lebih baik kita memberi atau mengabulkan permintaan orang lain semampu kita. Begitu juga tuntutan dari Tuhan, apakah sudah kita kabulkan. Kalau sudah mari kita berdo'a dengan hati lapang dan tidak ada setitikpun memaksa untuk dikabulkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar